Apa itu Mie Khangen ?
Mie Khangen merupakan restoran yang menyajikan makanan halal dan sehat dengan berbagai macam menu berserat alami tanpa bahan pengawet dan pewarna sehingga benar-benar fresh saat dinikmati pelanggan. Salah satu menu favorit hingga saat ini adalah Mie Bakar Hijau yang tersaji dengan hotplate alami, dimana warna hijau mie nya terbuat dari sayur bayam, sawi, brokoli, dan daun katuk sehingga mengandung serat dan nilai gizi yang tinggi. Sangat cocok sebagai makanan alternatif bagi pelanggan yang kurang suka ketika makan sayuran secara langsung.
Di Restoran Mie Khangen juga terdapat menu favorit lainnya yaitu Mie Orange (terbuat dari wortel), Mie Mangkok (mangkok unik terbuat dari pangsit), Bakso Cinta ABG, Nasi Goreng Merah (warna asli buah naga), Nasi Goreng Seafood, Ayam Goreng Tulang Lunak, Sop Iga, Kwetiau, dll. Mie Khangen memiliki sertifikat halal dari LPPOM MUI Provinsi Jawa Barat No. 01091030870608, dan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) No 206327601270.
Dimana Lokasi Mie Khangen ?
Restoran Mie Khangen berada di Jl. Merdeka Raya No.45, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat. Pelanggan dapat menuju ke lokasi mengikuti rute Google Map : Mie Khangen Pusat, tepatnya dekat dengan kantor BNN Kota Depok.
Kapan Mie Khangen Didirikan ?
Restoran Mie Khangen pertama kali didirikan pada tanggal 10 Mei 2010. Memiliki beberapa outlet cabang, diantaranya Mie Khangen Cibubur, Mie Khangen Hotel Bahtera Pelni Puncak Bogor, dll.
Pada 27 April 2011, dalam Lauching Gerai Franchise Mie Khangen ke 9 yang berada di samping gedung Antam Jakarta Selatan, Bpk. Dr. Ir. H. Erman Soeparno, MBA., M.Si yang merupakan mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Indonesia, juga Dewan Pembina Asosiasi Pedagang Mi dan Bakso Indonesia pernah memberikan testimoni terhadap Mie Khangen : “Mie hijau dan mie wortel merupakan makanan sehat dan halal, jadi indikatornya cuma satu, saya makan satu mangkok langsung habis beserta kuah-kuahnya“.
Siapa di Belakang Mie Khangen ?
Kesuksesan tidak datang begitu saja dari langit. Tetapi melalui impian dan cita-cita yang indah tentang sebuah keberhasilan dipadu dengan upaya dan kerja keras disertai harapan dan semangat juang yang tinggi serta niat ibadah. Lika-liku perjuangan itu melahirkan bulir-bulir keringat yang menetes di sepanjang perjalanan dan menumbuhkan benih-benih kreativitas yang pada akhirnya berbuah manis (kesuksesan).
H. Markiyat, seorang putra Gunung Kidul yang gigih dan tekun, telah melalui semua itu sejak bertahun-tahun lalu. Di usia mudanya ia pernah bekerja di sebuah perusahaan pembuat mie kering. Pengalaman itu begitu membekas dan menjadi guru bagi Marki, demikian panggilan akrabnya. Marki meyakini mie mempunyai pasar yang sangat baik. Tua muda menyukainya dan enak disantap setiap waktu. Penyajiannya juga bermacam-macam, bisa dibuat mie rebus, mie ayam, mie bakso atau mie goreng. Hampir tak ada yang tidak menyukainya.
Markiyat meyakini jika ditekuni maka usaha ini akan sukses dikemudian hari. Memang untuk sekian kurun waktu Markiyat sempat melupakan dunia pembuatan mie, saat ia disibukan kuliah di Sastra UI hingga lulus di tahun 90-an. Marki pun sempat mencicipi dunia kerja kantoran. Kurang lebih 7 tahun ia bekerja di salah satu BUMN, ia juga pernah bekerja di bidang perbankan dan perdagangan saham serta beberapa perusahaan swasta besar, salah satunya Indofood mie. Tetapi belakangan marki berpikir lebih realistis, wiraswasta di bidang kuliner lebih menjanjikan ketimbang menjadi karyawan. Lagi pula saat menjadi karyawan dibeberapa perusahaan itu, ia banyak belajar bagaimana menciptakan peluang usaha.
Berawal dari prediksi pasar yang baik dan perencanaan yang matang, Markiyat pun banting stir, menciptakan peluang kerja jauh dari kelilmuan yang didapatnya di kampus. Bermodalkan Rp 5 juta yang dipinjamnya dari Sang Ibu, Marki memberanikan diri membuat industri mie ayam pangsit. Februari 2002, Marki memulai bisnis kulinernya. Usaha mengalami sukses hingga Markiyat mampu memiliki 80 gerobak mie ayam yang tersebar di Jabodetabek. Tahun 2010, usaha Markiyat semakin menggeliat. Tak puas dengan armada gerobak mie ayamnya, berdirilah Restoran Mie Khangen.